Sunday, August 16, 2020

maka cukuplah, agar menjadi cukup


Ga harus tinggi, agar kamu cukup terlihat.

Ga harus menjulang, agar kamu cukup ingin disanjung.


Ga harus berada, agar kamu cukup untuk memberi.

Cukuplah merasa cukup agar kamu tercukupi.

Bedakan mana kebutuhan, dan yang mana sekedar menjadi keinginan.

Kamu butuh tetapi tidak ingin, lebih baik dari kamu ingin tetapi tidak butuh.

Mungkin kamu tidak diberi apa yang kamu inginkan, tetapi coba dipikir lagi, apa yang kamu butuhkan sudahkan terpenuhi.

Dan jika kebutuhan itu sebuah ujian, maka in syaa allah selalu ada penyelesaiannya.

Dalam hidup, ada kala nya kamu meminta pada tuhan agar memenuhi harapan sesuai keinginan kamu.

Ada harapan yang memang belum terkabul, banyak juga yang telah terkabul.

Tetapi beberapa yang telah terkabul, jarang sekali kamu merasa bersyukur akan hal itu.

Mungkin bukan karena kamu tidak mensyukuri, tetapi kamu lupa pernah menyelipkan keinginan itu pada doa.

Oleh karenanya, kamu tidak mensyukuri dengan caramu, padahal tuhan mengabulkan itu dengan caranya.

Beberapa ingin yang besar jika terlalu diinginkan, sadar atau tidak perlahan akan memudarkan ingin lainnya.

Bukan tuhan telah melewatkan keinginan itu, hanya kamu tidak mengetahui bagaimana cara tuhan mengabulkan.

Sehingga, kamu merasa tuhan tidak mendengar
doa-doa mu.

Pernah tidak? menurutmu hal itu mustahil bagimu ternyata hal itu benar terjadi.

Bagaimana bisa, ya untuk menyadarkan kamu, atas kuasa tuhan itu ada, dan agar kamu jangan berpikir itu sesuatu yang mustahil baginya.

Hei maaf, aku disini bukan sedang menasehati apa yang benar maupun salah.

Lagi dan lagi aku hanya berbagi, saling mengingatkan bukankah indah.

Dan kamu jangan berpikir bisa sampai di tulisan ini, karena sebuah kebetulan.

Tidak ada itu kebetulan, percayalah ini bagian dari kisah sang takdir.

Aku juga tidak berpikir kalian membaca ini karena kebetulan, aku percaya ini memang ditakdirkan.

Bisa jadi ini bagian dari takdirmu atau takdirku yang bisa dirubah, dan mungkin bagian takdirmu atau takdirku yang tidak bisa dirubah.

Tetap saja, aku percaya takdir kita.

ayat 117 Surah Al-Baqarah : إِذا قَضى‏ أَمْراً فَإِنَّما يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ "Dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia".

Kun fayakun.

Ketetapan tuhan sudah pada porsi yang tepat, kita hanya harus menerima dan tidak berburuk sangka.

Hei bukankah kamu tau berburuk sangka itu sering kali membutakan akal pikiran.

Dan prasangka buruk akan membawamu ke sebuah kesesatan.

Kita bagai musafir di padang semesta yang luas ini,
dan dunia sebagai ladang mencari perbekalan.

Bekal milikmu, menentukan tujuan akhirmu nantinya.
Bekal milikku, menentukan tujuan akhirku nantinya.

Sekali lagi maaf untuk setiap tulisan ini bila ada kesalahan, bisakah bantu ingatkan padaku.

Aku manusia, masih belajar, haus akan pengalaman minim ingatan, bisa disebut pelupa.

Yang benar bukan pada tulisan ini, bukan pula padaku.
Kebenaran ada padanya, tuhan yang maha benar.

No comments:

Post a Comment