Berhenti berubah supaya diterima orang lain,
berubahlah supaya menerima dirimu yang kemarin.
Di sebuah kisah yang harus berpisah, ada orang-orang yang membuat kisah untuk saling menyalahkan.
Entah itu menyalahkan pihak sebagai kamu, aku, mereka atau bahkan dunia.
Padahal dari sebuah perpisahan bukan perihal perpisahannya yang mesti dikenang, juga bukan tentang akhir yang harus berpisah, tetapi perihal proses yang pada akhirnya akan lebih mendewasakan.
Jika masih saja berselimut luka hatimu, mana bisa menerima setiap hal baru.
Perasaan yang terluka itu, menggerakan ia untuk mencari pembenaran mengapa kisahnya harus berakhir.
Apakah bahagia bila kita sibuk menghitung apa yang udah kita beri untuk dia yang menerima lalu melupa?
Hey, kamu itu bahkan juga sebuah pemberian di semesta ini jangan merasa besar untuk hal itu.
Dan lalu, kamu enggan berkisah karena dihantui akhir perpisahan.
Ya mungkin kamu trauma akan kisah itu, sampai beranggapan setiap kisah akan berakhir perpisahan yang sama.
Kita ini sekedar singgah yang tidak sepantasnya menjadi asing.
Pandai-pandailah menyampai rasa agar kamu tidak mudah menjadi terluka.
Bersikaplah pada porsi yang ada, kamu ga harus membenci dia yang melukai, ga menjadi lupa agar tidak mengenal kembali.
Suatu saat kamu harus kembali berdamai, pada sang pemberi luka atau pada luka itu sendiri.
Berpikirlah untuk tidak perlu menyalahkan.
Aku mungkin tidak mengalami kisah yang pernah kamu alami, tidak pula mereka yang hanya menyalahkan kamu atas kisah itu.
Tapi kamu sendiri tau apa yang terbaik untuk dirimu.
Berdamai pada dirimu yang lalu, untuk dirimu yang akan datang, mari kita buat perubahan.
Kamu ga selemah itu kan, hingga bertempat pada ketidakberdayaan.
Punya masalalu, artinya kamu punya nyali mampu melewatinya.
Jangan berusaha melupakan, berusahalah menerima.
Karena menutup luka bukan dengan melupakan,
itu lebih karena sebuah penerimaan.
Mau itu kisah yang baik, atau kisah yang buruk itu tetap sebuah kisah yang telah berhasil kita lalui.
Begitupula masalalu, yang buruk jadikan pelajaran, yang baik jadikan kenangan.
Mau itu indah atau duka masalalu tetaplah disana sebatas kenangan.
Ada kenangan yang pantas diingat, ada kenangan yang pantasnya memang lebih baik dilupakan.
Kamu hari ini adalah hasil penerimaan dirimu yang kemarin.
Karenanya, belajarlah untuk menerima baik buruk dirimu kemarin dengan lebih baik.
berubahlah supaya menerima dirimu yang kemarin.
Di sebuah kisah yang harus berpisah, ada orang-orang yang membuat kisah untuk saling menyalahkan.
Entah itu menyalahkan pihak sebagai kamu, aku, mereka atau bahkan dunia.
Padahal dari sebuah perpisahan bukan perihal perpisahannya yang mesti dikenang, juga bukan tentang akhir yang harus berpisah, tetapi perihal proses yang pada akhirnya akan lebih mendewasakan.
Jika masih saja berselimut luka hatimu, mana bisa menerima setiap hal baru.
Perasaan yang terluka itu, menggerakan ia untuk mencari pembenaran mengapa kisahnya harus berakhir.
Apakah bahagia bila kita sibuk menghitung apa yang udah kita beri untuk dia yang menerima lalu melupa?
Hey, kamu itu bahkan juga sebuah pemberian di semesta ini jangan merasa besar untuk hal itu.
Dan lalu, kamu enggan berkisah karena dihantui akhir perpisahan.
Ya mungkin kamu trauma akan kisah itu, sampai beranggapan setiap kisah akan berakhir perpisahan yang sama.
Kita ini sekedar singgah yang tidak sepantasnya menjadi asing.
Pandai-pandailah menyampai rasa agar kamu tidak mudah menjadi terluka.
Bersikaplah pada porsi yang ada, kamu ga harus membenci dia yang melukai, ga menjadi lupa agar tidak mengenal kembali.
Suatu saat kamu harus kembali berdamai, pada sang pemberi luka atau pada luka itu sendiri.
Berpikirlah untuk tidak perlu menyalahkan.
Aku mungkin tidak mengalami kisah yang pernah kamu alami, tidak pula mereka yang hanya menyalahkan kamu atas kisah itu.
Tapi kamu sendiri tau apa yang terbaik untuk dirimu.
Berdamai pada dirimu yang lalu, untuk dirimu yang akan datang, mari kita buat perubahan.
Kamu ga selemah itu kan, hingga bertempat pada ketidakberdayaan.
Punya masalalu, artinya kamu punya nyali mampu melewatinya.
Jangan berusaha melupakan, berusahalah menerima.
Karena menutup luka bukan dengan melupakan,
itu lebih karena sebuah penerimaan.
Mau itu kisah yang baik, atau kisah yang buruk itu tetap sebuah kisah yang telah berhasil kita lalui.
Begitupula masalalu, yang buruk jadikan pelajaran, yang baik jadikan kenangan.
Mau itu indah atau duka masalalu tetaplah disana sebatas kenangan.
Ada kenangan yang pantas diingat, ada kenangan yang pantasnya memang lebih baik dilupakan.
Kamu hari ini adalah hasil penerimaan dirimu yang kemarin.
Karenanya, belajarlah untuk menerima baik buruk dirimu kemarin dengan lebih baik.